jadwalsepakbolahariini.com Tangerang, 20 Oktober 2025 — Pertandingan Persita vs PSIM di lanjutan Liga 2 2025/26 menjadi salah satu laga paling dramatis bulan ini.
Bertanding di Stadion Benteng Taruna, kedua tim bermain imbang 2–2 dalam duel penuh tensi, adu strategi, dan pertarungan mental.
Persita sempat unggul dua kali lewat gol Eki Ramdani dan Dedi Hartono, namun PSIM membalas lewat aksi brilian Sugeng Efendi dan Yuda Febrian di menit akhir.
Hasil ini membuat kedua tim sama-sama menambah satu poin — namun cerita di balik 90 menitnya jauh lebih besar dari sekadar angka di klasemen.
Babak Pertama: Persita Langsung Tancap Gas
Laga baru berjalan tujuh menit, stadion sudah bergemuruh.
Persita tampil agresif sejak awal, menekan tinggi dan memanfaatkan kecepatan di sektor sayap.
Peluang pertama datang lewat umpan silang Rendi Saputra, disambut sundulan Eki Ramdani — gol pembuka 1-0 untuk Pendekar Cisadane.
Gol cepat itu membuat PSIM goyah.
Pelatih Kas Hartadi terlihat memberi instruksi agar lini tengah lebih rapat, namun Persita tetap mendominasi penguasaan bola hingga pertengahan babak pertama.
Duet gelandang Persita, Agung Prasetyo dan Arif Setiawan, memainkan tempo dengan sabar, mengatur transisi dari belakang ke depan.
Menit ke-24, PSIM punya peluang emas. Yuda Febrian lepas dari pengawalan, tinggal berhadapan dengan kiper Dhika Bayangkara, tapi tendangannya masih melebar.
Itu menjadi alarm bagi tuan rumah bahwa PSIM bisa berbahaya lewat serangan balik cepat.
Persita membalas di menit ke-33.
Lewat skema bola mati, Dedi Hartono mengirim umpan ke kotak penalti, bola mengenai tangan bek PSIM, dan wasit menunjuk titik putih.
Dedi sendiri maju sebagai eksekutor — dan tanpa ragu mengarahkan bola ke pojok kanan.
2–0 untuk Persita. Stadion bergemuruh.
Namun, PSIM tidak menyerah.
Di menit ke-40, lewat situasi bola mati, Sugeng Efendi menanduk bola hasil umpan silang Andri Ibo — gol indah yang menipiskan jarak jadi 2–1.
Skor bertahan hingga turun minum, dengan intensitas tinggi dan beberapa kartu kuning mewarnai babak pertama.
Babak Kedua: PSIM Bangkit, Persita Kehilangan Fokus
Masuk babak kedua, PSIM tampil jauh lebih percaya diri.
Kas Hartadi melakukan perubahan: memasukkan Abdul Azis menggantikan gelandang bertahan Rahmad Arif, untuk mempercepat transisi serangan.
Perubahan itu langsung terasa.
PSIM bermain lebih tinggi dan berani menekan.
Persita mulai kesulitan mengalirkan bola dari belakang — lini tengah mereka ditekan habis-habisan.
Menit ke-58, peluang emas datang untuk PSIM.
Tendangan jarak jauh Rangga Muslim ditepis oleh Dhika, bola muntah disambar Sugeng, tapi kali ini membentur mistar gawang.
Persita mencoba mengimbangi dengan memainkan tempo lebih lambat, namun tekanan konstan dari PSIM membuat pertahanan mereka beberapa kali goyah.
Pelatih Ridwan Syahputra memasukkan Syamsir Alam untuk menggantikan Eki Ramdani, berharap bisa menambah tenaga baru di depan.
Namun, PSIM justru makin dominan.
Menit ke-82, sebuah umpan silang dari sisi kanan gagal dihalau dengan sempurna oleh Marcell Januar.
Bola liar jatuh ke kaki Yuda Febrian, yang tanpa ampun melepaskan tendangan keras.
Gol! Skor imbang 2–2.
Sisa pertandingan berlangsung terbuka.
Kedua tim saling serang, namun tidak ada gol tambahan hingga peluit panjang berbunyi.
Pertandingan berakhir imbang, tapi kualitas permainan dan drama di lapangan membuat laga ini layak disebut salah satu yang terbaik di awal musim Liga 2.
Statistik Pertandingan
Statistik | Persita | PSIM |
---|---|---|
Skor Akhir | 2 | 2 |
Penguasaan Bola | 56% | 44% |
Tembakan Total | 14 | 10 |
Tembakan Tepat Sasaran | 6 | 5 |
Corner Kick | 5 | 3 |
Pelanggaran | 12 | 15 |
Kartu Kuning | 3 | 4 |
Offside | 2 | 1 |
Operan Sukses | 372 (84%) | 321 (80%) |
Analisis Taktis
Persita Tangerang: Agresif Tapi Kurang Fokus
Persita memulai laga dengan taktik 4-2-3-1.
Umpan pendek cepat dan overlap dari sayap menjadi senjata utama.
Rendi Saputra di sisi kiri tampil impresif, menghasilkan dua umpan kunci dan satu assist.
Namun, masalah klasik Persita muncul lagi: konsentrasi di menit akhir.
Seperti beberapa laga sebelumnya, mereka kehilangan kendali setelah unggul dua gol.
Enam menit terakhir menjadi bukti bahwa organisasi pertahanan belum solid, terutama di sisi kanan yang ditinggal overlapping Hakim.
Komentar Redaksi: “Persita punya daya gedor luar biasa di awal, tapi tak punya killer instinct untuk menutup laga.”
PSIM Yogyakarta: Adaptif dan Bermental Keras
PSIM tampil lebih lambat di awal, tapi sangat adaptif.
Perubahan dari 4-4-2 ke 4-2-3-1 di babak kedua mengubah momentum pertandingan.
Masuknya Abdul Azis membuat aliran bola ke depan lebih hidup.
Sugeng Efendi tampil luar biasa — mencetak gol, memimpin pressing, dan jadi sumber inspirasi rekan-rekannya.
Yuda Febrian juga pantas dipuji, bukan hanya karena gol penyeimbangnya, tapi juga karena kontribusi bertahannya di sisi kiri.
Kas Hartadi patut diacungi jempol karena berani melakukan pergantian ofensif di tengah tekanan.
Strateginya menuai hasil: satu poin berharga di kandang lawan.
Pemain Terbaik
Pemain | Klub | Catatan |
---|---|---|
Sugeng Efendi | PSIM | 1 gol, 3 peluang diciptakan, 2 umpan kunci |
Eki Ramdani | Persita | Gol pembuka, kontribusi pressing tinggi |
Yuda Febrian | PSIM | Gol penyeimbang, 5 tekel sukses |
Vitinha (tidak) | — | — |
Dhika Bayangkara | Persita | 4 penyelamatan penting, tapi tak bisa cegah dua gol |
Suara dari Ruang Ganti
Ridwan Syahputra (Pelatih Persita):
“Kami bermain baik di babak pertama, tapi kehilangan fokus di babak kedua. Dua kesalahan kecil berbuah dua gol. Liga ini panjang, dan kami harus belajar menjaga ritme.”
Kas Hartadi (Pelatih PSIM):
“Saya senang dengan semangat anak-anak. Mereka tak menyerah meski tertinggal dua gol. Hasil imbang ini sangat berarti, terutama karena mental kami teruji.”
Eki Ramdani (Persita):
“Kami kecewa, tapi juga harus realistis. PSIM bermain bagus. Kami akan perbaiki konsentrasi agar tidak kehilangan momentum seperti ini lagi.”
Sugeng Efendi (PSIM):
“Kami datang ke Tangerang untuk mencuri poin, dan kami melakukannya. Tapi kami masih harus bekerja keras untuk laga selanjutnya.”
Dampak Klasemen Liga 2
Dengan hasil imbang ini, Persita Tangerang tetap berada di peringkat ke-4 Grup Barat dengan 12 poin, sementara PSIM Yogyakarta naik ke posisi ke-5 dengan 10 poin.
Pos | Klub | Main | Poin | Selisih Gol |
---|---|---|---|---|
1 | Semen Padang | 8 | 18 | +9 |
2 | Sriwijaya FC | 8 | 15 | +6 |
3 | Persiraja Banda Aceh | 8 | 13 | +4 |
4 | Persita Tangerang | 8 | 12 | +3 |
5 | PSIM Yogyakarta | 8 | 10 | +2 |
Persaingan makin ketat menuju babak 12 besar.
Hanya dua poin memisahkan posisi keempat dan kelima — dan laga Persita vs PSIM ini bisa jadi penentu di akhir fase grup nanti.
Statistik Menarik Musim Ini
Aspek | Persita | PSIM |
---|---|---|
Gol Dicetak (Musim) | 13 | 10 |
Gol Kebobolan | 9 | 11 |
Clean Sheet | 3 | 2 |
Rata-rata Gol per Laga | 1,6 | 1,3 |
Rata-rata Kebobolan | 1,1 | 1,4 |
Pemain Tersubur | Eki Ramdani (5 gol) | Sugeng Efendi (4 gol) |
Momentum dan Emosi Suporter
Atmosfer Stadion Benteng Taruna malam itu sangat hidup.
Sekitar 6.000 penonton hadir, dengan suporter Persita (Pendekar Ultras) memenuhi tribun utara dan PSIM Mania di sisi selatan.
Teriakan dan chant saling bersahutan, menciptakan suasana klasik sepak bola Indonesia — keras di lapangan, tapi hangat di tribun.
Setelah pertandingan, suporter kedua kubu saling bertepuk tangan, menghargai permainan yang penuh semangat.
Beberapa pemain bahkan bertukar jersey — pemandangan langka di tengah ketegangan kompetisi.
Analisis Redaksi: Laga yang Merefleksikan Liga 2 Modern
Pertandingan Persita vs PSIM menunjukkan bahwa Liga 2 kini bukan sekadar ajang promosi, tapi juga pertarungan taktik dan profesionalisme.
Tempo cepat, organisasi pertahanan yang rapi, dan kualitas pemain muda membuat laga ini terasa seperti duel Liga 1.
Persita tampil sebagai tim yang menyerang dengan cerdas, tapi mereka harus belajar “menutup pertandingan” — kemampuan yang sering menentukan promosi atau gagal naik kasta.
Sementara PSIM menunjukkan ketangguhan mental luar biasa — bukti mereka bisa bersaing di papan atas jika konsisten.
“Ini Liga 2 rasa Liga 1,” tulis BolaSport dalam ulasan pascalaga.
“Kedua tim punya sistem, bukan sekadar semangat.”
Jadwal Berikutnya
-
Persita Tangerang akan bertandang ke markas Persiraja Banda Aceh, laga penting karena menentukan posisi empat besar.
-
PSIM Yogyakarta akan menjamu Semen Padang di Stadion Mandala Krida — laga berat melawan pemuncak klasemen.
Kedua pelatih sepakat, laga pekan depan akan menjadi “uji konsistensi.”
Pertandingan Persita vs PSIM berakhir imbang 2–2, tapi kisahnya jauh lebih dari sekadar hasil.
Persita menunjukkan potensi besar di lini depan, sementara PSIM membuktikan kekuatan karakter dan mental baja.
Hasil ini memperketat persaingan di papan tengah Liga 2 2025/26.
Setiap poin menjadi mahal, dan setiap kesalahan bisa berakibat fatal.
Jika Persita belajar dari kehilangan fokus, dan PSIM mampu menjaga intensitas sepanjang laga, keduanya bisa jadi kandidat serius menuju fase 12 besar.
“Kami tidak kalah — kami hanya ditahan waktu,” tulis admin media sosial PSIM usai laga.
“Dan waktu berikutnya, kami akan datang untuk menang.”