jadwalsepakbolahariini.com – Pertandingan Ekuador vs Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Conmebol jadi sorotan besar. Argentina, juara dunia 2022, harus menerima kekalahan tipis 0-1 dari tuan rumah. Laga yang digelar di Estadio Banco Pichincha, Quito, berjalan panas dengan intensitas tinggi dan bahkan diwarnai dua kartu merah.
Kalau dipikir-pikir, duel Ekuador vs Argentina memang jarang berjalan tenang. Faktor altitude di Quito yang mencapai 2.800 meter di atas permukaan laut sering jadi ujian berat bagi tim tamu. Ditambah absennya Lionel Messi, Argentina kehilangan sentuhan magis yang biasanya jadi pembeda di laga-laga krusial.
Jalannya Pertandingan
Babak Pertama: Tekanan Tuan Rumah
Sejak menit awal, Ekuador tampil percaya diri. Dukungan penuh suporter di kandang membuat mereka berani menekan Argentina. Gonzalo Plata jadi ancaman lewat pergerakannya di sisi kanan, bahkan sempat melepaskan sundulan yang nyaris berbuah gol di menit-menit awal.
Argentina mencoba membalas lewat Lautaro Martínez dan Julián Álvarez, tapi koordinasi lini depan terlihat kurang rapi. Absennya Messi membuat kreativitas di lini tengah terasa menurun. Angel Di María memang berusaha jadi motor serangan, tapi pressing ketat Ekuador membuatnya sulit berkembang.
Babak Kedua: Gol Penentu
Memasuki babak kedua, intensitas semakin meningkat. Pertarungan di lini tengah berlangsung keras. Hingga akhirnya, gol yang ditunggu publik tuan rumah datang. Pedro Vite mengirimkan umpan matang dari sisi kiri, yang dituntaskan dengan sundulan tajam Enner Valencia. Skor berubah jadi 1-0 untuk Ekuador.
Argentina berusaha bangkit. Lautaro Martínez mendapat peluang emas, tapi tembakannya masih bisa ditepis kiper Hernán Galíndez. Upaya terakhir lewat tendangan bebas Rodrigo De Paul juga belum mampu menyamakan skor.
Kartu Merah yang Panaskan Laga
Drama semakin memuncak ketika laga diwarnai dua kartu merah. Bek Ekuador mendapat kartu kuning kedua usai pelanggaran keras, disusul pemain Argentina yang terprovokasi dalam adu mulut. Situasi ini membuat laga semakin panas hingga peluit akhir berbunyi.
Statistik Pertandingan
-
Penguasaan bola: Argentina unggul tipis 52% berbanding 48%.
-
Tembakan ke gawang: Ekuador 5, Argentina 4.
-
Kartu kuning: total 6, masing-masing 3 untuk tiap tim.
-
Kartu merah: 2 (1 Ekuador, 1 Argentina).
Statistik ini nunjukkin betapa ketatnya laga. Argentina unggul penguasaan bola, tapi Ekuador lebih efektif memanfaatkan peluang.
Absennya Lionel Messi
Ketidakhadiran Lionel Messi jelas jadi faktor besar. Tanpa sang kapten, Argentina kehilangan kreativitas dan eksekutor bola mati yang biasa jadi senjata pamungkas. Walaupun skuad mereka penuh bintang, aura kepemimpinan Messi tetap tak tergantikan.
Kalau dipikir-pikir, Argentina butuh cepat adaptasi menghadapi era transisi ini. Messi sudah memasuki penghujung karier internasional, dan tim harus bisa menemukan pola baru tanpa bergantung sepenuhnya pada La Pulga.
Ekuador: Tuan Rumah yang Selalu Merepotkan
Bermain di Quito ( Estadio Rodrigo Paz Delgado) bukan hal mudah. Ketinggian membuat stamina lawan cepat terkuras. Ekuador memanfaatkan kondisi ini dengan baik: pressing tinggi, tempo cepat, dan keberanian duel fisik. Dukungan fans lokal juga jadi faktor yang bikin mental lawan tertekan.
Kemenangan atas Argentina makin memperkuat reputasi Ekuador sebagai tim yang selalu sulit dikalahkan di kandang.
Implikasi di Klasemen
Dengan hasil ini, Argentina tetap berada di papan atas klasemen, tapi kehilangan tiga poin berharga. Ekuador di sisi lain berhasil merangsek naik, membuka peluang lebih besar untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026.
Buat Argentina, kekalahan ini jadi alarm. Meski masih punya banyak laga tersisa, kehilangan poin di laga tandang bisa berbahaya kalau persaingan makin ketat.
Rivalitas dan Sejarah Pertemuan
Secara head-to-head, Argentina masih dominan atas Ekuador. Dari 40 pertemuan sebelumnya, Argentina menang 24 kali, Ekuador menang 6 kali, sisanya imbang. Tapi belakangan, Ekuador sering memberi perlawanan sengit, terutama di kandang.
Salah satu laga paling berkesan adalah kualifikasi Piala Dunia 2017, ketika Argentina menang 3-1 di Quito lewat hattrick Messi, hasil yang memastikan tiket mereka ke Rusia. Bedanya, kali ini Messi absen, dan sejarah berulang dalam versi berbeda: Argentina kembali kesulitan di altitude tinggi.
Baca juga tentang :
- Arsenal Mengukir Sejarah – Kemenangan atas Manchester United
- Legenda Italia Tanpa Trofi Liga Champions & Sejarah Anthem
Reaksi Pelatih dan Pemain
Pelatih Argentina Lionel Scaloni mengakui kalau timnya kesulitan beradaptasi tanpa Messi. Dia menekankan pentingnya menjaga konsistensi dan mental pemain meski kalah di laga tandang.
Sementara pelatih Ekuador memuji semangat juang anak asuhnya. “Kami tahu melawan Argentina bukan hal mudah, tapi kami bermain dengan hati dan dukungan fans membuat segalanya mungkin,” katanya.
Harapan Fans
Fans Ekuador jelas berpesta. Kemenangan atas juara dunia jadi bukti bahwa tim mereka bisa bersaing di level tertinggi. Sementara fans Argentina berharap tim segera bangkit di laga berikutnya, apalagi Messi mungkin bisa kembali bergabung.
Pertandingan Ekuador vs Argentina kali ini jadi bukti bahwa sepak bola Amerika Selatan selalu penuh drama. Dari atmosfer stadion Quito, duel keras di lapangan, dua kartu merah, hingga gol penentu Enner Valencia, semua jadi cerita klasik kualifikasi Conmebol. Bagi Ekuador, ini kemenangan bersejarah. Bagi Argentina, ini pengingat bahwa tanpa Messi, jalan menuju Piala Dunia tak selalu mulus.