Maaf Paul Pogba, Tidak Ada Tempat Untukmu di Juventus!

Paul Pogba Juventus

jadwalsepakbolahariini  – Paul Pogba, salah satu gelandang paling terkenal di dunia, telah mengalami karier yang penuh dengan pasang surut. Namun, yang terbaru adalah kabar yang mungkin menyakitkan bagi dirinya dan juga para penggemarnya—Juventus dikabarkan tidak lagi melihat Pogba sebagai bagian dari rencana mereka ke depan. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar: apa yang sebenarnya terjadi dengan Pogba di Juventus, dan mengapa klub sekelas “La Vecchia Signora” tampaknya sudah kehilangan kepercayaan terhadap mantan bintang mereka ini?

Pogba dan Kisahnya Bersama Juventus

Paul Pogba pertama kali bergabung dengan Juventus pada tahun 2012 dari Manchester United. Ketika itu, Pogba masih seorang pemain muda dengan potensi besar. Kepindahannya ke Italia terbukti menjadi langkah cerdas, di mana Pogba berkembang pesat di bawah asuhan Antonio Conte dan kemudian Massimiliano Allegri. Selama periode pertamanya bersama Juventus, Pogba membantu klub memenangkan empat gelar Serie A berturut-turut dan menjadi salah satu gelandang paling ditakuti di Eropa.

Pogba dikenal dengan kekuatannya, kemampuan fisik yang luar biasa, dan tendangan jarak jauh yang mematikan. Gaya bermainnya yang dinamis membuatnya menjadi andalan di lini tengah Juventus, sekaligus menarik minat dari klub-klub top Eropa. Akhirnya, pada tahun 2016, Manchester United memutuskan untuk memboyong Pogba kembali dengan biaya transfer yang mencapai rekor dunia saat itu, sekitar €105 juta.

Namun, setelah beberapa musim yang penuh ketidakpastian di Old Trafford, Pogba kembali ke Juventus pada musim panas 2022 dengan harapan dapat menghidupkan kembali kariernya yang sempat meredup. Akan tetapi, kisah keduanya bersama Juventus tidak berjalan sesuai harapan.

Cedera dan Penurunan Performa Paul Pogba

Pogba yang kembali ke Juventus tidak sama seperti Pogba yang meninggalkan klub tersebut enam tahun sebelumnya. Karier Pogba kali ini lebih banyak dihiasi oleh cedera dan masalah kebugaran. Sejak kembali ke Turin, Pogba hampir tidak pernah tampil secara reguler untuk tim karena berbagai masalah cedera yang menghantuinya. Terutama cedera lutut yang ia alami pada awal musim 2022-2023, yang membuatnya absen dalam sebagian besar musim tersebut.

Cedera yang berkelanjutan ini membuat Pogba tidak bisa memberikan kontribusi maksimal bagi Juventus. Para penggemar yang sebelumnya menyambut kedatangan kembali Pogba dengan antusias kini mulai merasa kecewa karena mereka jarang melihat Pogba dalam kondisi fit untuk bermain. Juventus, yang berada di bawah tekanan finansial dan sedang berusaha merestrukturisasi tim mereka, mulai mempertanyakan apakah mempertahankan Pogba adalah keputusan yang bijak.

Selain itu, faktor usia juga mulai berperan. Di usianya yang sudah menginjak 31 tahun, Pogba mungkin sudah melewati masa keemasannya sebagai gelandang yang dominan. Meski pengalaman dan bakatnya tidak diragukan lagi, kemampuannya untuk bermain secara konsisten di level tertinggi semakin dipertanyakan.

Perubahan Prioritas Juventus

Juventus adalah klub yang selalu berorientasi pada kemenangan. Mereka tidak hanya mengincar gelar domestik di Serie A, tetapi juga berambisi untuk sukses di Liga Champions. Untuk mencapai tujuan tersebut, selalu berusaha memiliki skuad yang kompetitif, dengan pemain-pemain yang berada di puncak performa mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, Juventus telah mengambil langkah-langkah untuk meremajakan tim mereka, dengan merekrut pemain-pemain muda berbakat seperti Federico Chiesa, Dusan Vlahovic, dan Weston McKennie.

Dalam konteks ini, sulit bagi Pogba untuk menemukan tempat di Juventus saat ini. Klub sedang dalam fase transisi, di mana mereka mencoba membangun kembali tim yang bisa bersaing di level tertinggi. Dengan segala cedera yang dialami Pogba dan penurunan performanya, tampaknya telah memutuskan bahwa mereka perlu fokus pada pemain-pemain yang bisa memberikan kontribusi jangka panjang. Pemain yang sering absen seperti Pogba mungkin dianggap sebagai beban finansial, terutama dengan gajinya yang tinggi.

Selain itu, Juventus juga harus menghadapi masalah finansial yang cukup serius dalam beberapa tahun terakhir. Terlibat dalam skandal akuntansi dan keuangan yang menyebabkan mereka dijatuhi sanksi, Juventus tidak memiliki ruang gerak besar dalam hal pengeluaran. Mempertahankan Pogba, yang memiliki gaji besar namun memberikan kontribusi yang minim di lapangan, tampaknya bukanlah opsi yang realistis bagi klub yang sedang berjuang secara finansial.

Baca Juga:

Imbang Cagliari: Thiago Motta Dibuat Frustrasi Penyelesaian Akhir Juventus

Manajemen Baru Manchester United Masih Enggan untuk Pecat Erik Ten Hag

Tidak Ada Tempat untuk Paul Pogba?

Dengan kondisi seperti ini, banyak yang percaya bahwa Juventus mungkin akan mengambil langkah drastis dengan berpisah dari Pogba, baik melalui penjualan maupun pemutusan kontrak secara damai. Juventus sudah berada di persimpangan jalan dalam hal bagaimana mereka membangun skuad masa depan mereka, dan tampaknya Pogba tidak lagi menjadi bagian dari rencana jangka panjang tersebut.

Pada berita bola hari ini Spekulasi tentang masa depan Pogba semakin kuat ketika direktur olahraga Juventus, Cristiano Giuntoli, memberikan pernyataan bahwa klub akan terus menilai setiap pemain berdasarkan performa dan kebugaran mereka. Meski tidak secara eksplisit menyebut nama Pogba, banyak yang melihat pernyataan tersebut sebagai sinyal bahwa Juventus siap berpisah dengan gelandang asal Prancis itu.

Jika Pogba benar-benar harus meninggalkan Juventus, pertanyaannya adalah: ke mana dia akan pergi? Di usia yang sudah tidak muda lagi, dan dengan catatan cedera yang cukup panjang, Pogba mungkin kesulitan menemukan klub top Eropa yang bersedia mengambil risiko merekrutnya. Pilihan yang lebih realistis mungkin adalah pindah ke liga dengan tekanan yang lebih rendah, seperti MLS di Amerika Serikat, atau Liga Arab Saudi, yang belakangan ini menjadi tujuan para pemain top yang sudah mendekati akhir karier mereka.

Deni Mahesa adalah seorang pengusaha sukses di bidang teknologi yang telah membuat gebrakan besar di industri ini. Lahir dan dibesarkan di Jakarta, Deni memulai kariernya dengan mendirikan startup teknologi di garasi rumahnya setelah lulus dari universitas ternama di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Exit mobile version